*Muncul
dari lubang hidung Aladin*
Haaaayyyy..haayyy...huaaaaaa
gw abis bangkit dari kesedihann yang sangat sangatt sangat dalam deh
readersss...
Iyaaa...soalnya Indonesia di
olimpiade London 2012 nggak nggondol emas satupun -________- Padahal ni ya, petinggi-petinggi
negara udah optimis banget kalo kita bakal bisa mempertahankan tradisi emas
lhohhh readress. Tapi ya apesnya bukannya dapat mempertahankan tapi kita malah
dapet malu berlipat-lipat. Kenapa berlipat-lipat???? Yuk kita kulikk yukkk....
Dimulai dari cabang Angkat besi
dulu dehh yang punya kabar baguss...
Iyaaapss..cabor angkat besi
berhasil dengan sukses mempersembahkan 2 medali buat Indonesia. Yang pertama
medali perunggu dari lifter Eko Yuli Irawan dan yang kedua medali perak dari
lifter Triyatno. Gw nggak nonton langsung sih, gimana perjuangan mereka untuk
merebut medali itu. Tapi kata temen-temen gw yang nonton mereka KERENNN
PARAHH!!! Katanya sih sampe udah mau jatuh gitu tapi mereka tetep berjuang buat
dapet medali itu.. Sippp dehh, SALUT sama perjuangannya. Padahal nih ya readers
kalo kita liat-liat cabor angkat besi ini kan jarang diekspos sama media dan
nggak terkenal-terkenal amat di Indonesia. Gw malah nggak pernah denger tentang
kejuaraan-kejuaran angkat besi TAPI prestasinya itu lhohhhh...luar biasaaa tak
terbantahkan. Terus yang mirisnya lagi katanya mereka (peraih medali) belum
dapet uang saku gitu. HELLOOO!! Kemana ajaaa sih itu orang-orang diatas???
Mereka bawa nama negara kalee, masih didzalimi kayak gitu..ya ampunn..sabar yaa
mas-masnya ini. Pasti abis ini pemerintah nengok deh ke kalian apalagi kalian
juga nggak absen nyumbang medali buat Indonesia selama perhelatan olahraga
terbesar di jagat raya ini. Dan terlebih lagi prestasi angkat besi udah
melangkahi income achievment-nya BULUTANGKIS ya walaupun belum gold medal.
Kenapa bisaaaa??? Ini nihh kabar
super buruknyaa ???
Seperti yang rame dibicarakan dan
diberitakan sama media akhir-akhir ini, bulutangkis Indonesia absen
mempersembahkan medali di olimpiade musim panas yang digelar di wembley arena
London, Inggris. Padahal selama bulutangkis masuk olimpiade tahun 1992
Bulutangkis Indonesia selalu menyumbangkan medali Emas. Dari mulai Susy
Susanti, Alan Budikusuma, Ricky Subagjs/Rexy Mainaky,Tony Gunawan/Chandra
Wijaya, Taufik Hidayat dan Markis Kido/Hendra Setiawan. Jangankan medali emas,
perak dan perunggu pun melayang dari kubu Indonesia.
Diawali dengan tercorengnya muka
Indonesia lewat drama ‘main sabun’ yang di duga dilakukan oleh ganda putri kita
Greysia Polii/Meiliana Djauhari yang saat itu berhadapan dengan pasangan korea.
Di duga ini desebabkan oleh kalahnya atau mungkin mengalahnya pasangan china Yu
yang/Wang Xioli dari pasangan korea lainnya. Yu/Wang mengalah karena tidak
ingin bertemu temannya sendiri (pasangan China) Tian Qing/Zhao Yunlei yang
secara mengejutkan dikalahkan oleh pasangan Denmark Christina Pedersen/Kamilla
R Juhl. Singkat cerita, IOC dan BWF
memanggil keempat pasangan tersebut (pasangan Indonesia, China dan dua pasangan
Korea) untuk dimintai keterangan mengenai drama kekalahan yang sengaja dibuat
untuk memilih-milih lawan. Akhirnya Bwf pun memutuskan untuk mediskualifikasi
keempat pasangan tersebut *ohhh Tuhan...kasian banget deh ngeliatnya*
shock...jelas, tergambar jelas kekecewaan dari keempat pasangan tersebut. Yu
yang sampai menuliskan di akun weibo pribadinya bahwa BWF telah merenggut
mimpinya, itu tak bisa termaafkan *poor Yu Yang*. Bergurilah cercaan, hinaan
dan berita negatif lainnya. Imbasnya adalah Negara yang mendapat malu *tutup
muka pake bantal* *nyemplung jurang*.
Apesnya lagi adalah, di semifinal
Indonesia hanya menempatkan satu wakil yaitu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ganda
campuran. Dan seperti yang diprediksi media-media besar pada awal tahun mereka
gagal maju ke final setelah dikalahkan dengan sukses oleh pasangan China Xu
Chen/Ma Jin. Apa yang terjadi kemudian adalah cambukan super sakit bagi
Indonesia yaitu dengan gagalnya lagi Tontowi/Liliyana mempersembahkan perunggu
setelah tadinya gagal mempersembahkan emas *nangis di pojokan*. Butet (liliyana)
bilang tekanan dan ekspektasi yang tinggi membuat mereka merasa sangat
terbebani terutama Tontowi yang memang ini adalah olimpiade pertamanya.
Sebetulnya yaa, gw rada bersyukur
dengan hasil ini. Kenapa?? (jahat amat lo bersyukur) iya, soalnya kalo misalnya
mereka emas nih ya, pasti PBSI bisa ngelak kalo bulutangkis INA ini lagi macet
prestasi. Padahal indikasi macet prestasi ini udah kecium dari gagalnya
pemain-paimain Indonesia yang main di tingkat series. Dan paceklik prestasi tiga
tahun berturut turut di Indonesia Open Super Series atau Indonesia Open Primer
Super Series dari tahun 2009-2011. Bahh...kepengurusan di tubuh PBSI pun kalo
diliat-liat juga amburadul nggak karuan gitu. Misscoordinasion-nya keliatan
banget, regenerasi pemain macet, ditambah harus tetap ngejar prestasi. Udah kalang
kabut buat nanganinnya.
So, solusi terbaik untuk semuanya
adalah revolusi. Itu jalan terbaik, dukungan pemerintah pun sangat diperlukan
sekarang ini. Kalo ibarat keluarga Pemerintah itu oarang tuanya ato
kepala keluarganya. Ya, kita ini anak-anaknya. Sekarang gimana sih seorang
anak..harus dikasih perhatian kan, dikasih kasih sayang kan..kalo nggak mau
ananknya terjerumus ke jalan neraka. Sama halnya dengan olahraga..kita harusnya
saling kerja sama, bahu-membahu bukan malah saling tuding meduning gaje gini. Mau maju
kan??? Ya hayokk gitu benahi yang salah, tempatkan lagi yang bener-bener. Perbaikan
di segala bidang harus dilakukan. Jangan Cuma terpacu sama satu bidang aja. Kita
itu negara besar, banyak hal-hal besar yang perlu diperhatikan juga.
Jadi dengan kegagalan di olimpiade
ini, gw sih berharap pemerintah dan semua lapisan masyarakat sadar bahwa perlu
kerja keras dan persiapan yang mateng untuk jadi SUKSES.
No comments:
Post a Comment