Friday, August 10, 2012

SURAM OLIMPIADE LONDON 2012 *POOR INDONESIA*


*Muncul dari lubang hidung Aladin*
Haaaayyyy..haayyy...huaaaaaa gw abis bangkit dari kesedihann yang sangat sangatt sangat dalam deh readersss...
Iyaaa...soalnya Indonesia di olimpiade London 2012 nggak nggondol emas satupun -________- Padahal ni ya, petinggi-petinggi negara udah optimis banget kalo kita bakal bisa mempertahankan tradisi emas lhohhh readress. Tapi ya apesnya bukannya dapat mempertahankan tapi kita malah dapet malu berlipat-lipat. Kenapa berlipat-lipat???? Yuk kita kulikk yukkk....

Dimulai dari cabang Angkat besi dulu dehh yang punya kabar baguss...

Iyaaapss..cabor angkat besi berhasil dengan sukses mempersembahkan 2 medali buat Indonesia. Yang pertama medali perunggu dari lifter Eko Yuli Irawan dan yang kedua medali perak dari lifter Triyatno. Gw nggak nonton langsung sih, gimana perjuangan mereka untuk merebut medali itu. Tapi kata temen-temen gw yang nonton mereka KERENNN PARAHH!!! Katanya sih sampe udah mau jatuh gitu tapi mereka tetep berjuang buat dapet medali itu.. Sippp dehh, SALUT sama perjuangannya. Padahal nih ya readers kalo kita liat-liat cabor angkat besi ini kan jarang diekspos sama media dan nggak terkenal-terkenal amat di Indonesia. Gw malah nggak pernah denger tentang kejuaraan-kejuaran angkat besi TAPI prestasinya itu lhohhhh...luar biasaaa tak terbantahkan. Terus yang mirisnya lagi katanya mereka (peraih medali) belum dapet uang saku gitu. HELLOOO!! Kemana ajaaa sih itu orang-orang diatas??? Mereka bawa nama negara kalee, masih didzalimi kayak gitu..ya ampunn..sabar yaa mas-masnya ini. Pasti abis ini pemerintah nengok deh ke kalian apalagi kalian juga nggak absen nyumbang medali buat Indonesia selama perhelatan olahraga terbesar di jagat raya ini. Dan terlebih lagi prestasi angkat besi udah melangkahi income achievment-nya BULUTANGKIS ya walaupun belum gold medal.

Kenapa bisaaaa??? Ini nihh kabar super buruknyaa ???

Seperti yang rame dibicarakan dan diberitakan sama media akhir-akhir ini, bulutangkis Indonesia absen mempersembahkan medali di olimpiade musim panas yang digelar di wembley arena London, Inggris. Padahal selama bulutangkis masuk olimpiade tahun 1992 Bulutangkis Indonesia selalu menyumbangkan medali Emas. Dari mulai Susy Susanti, Alan Budikusuma, Ricky Subagjs/Rexy Mainaky,Tony Gunawan/Chandra Wijaya, Taufik Hidayat dan Markis Kido/Hendra Setiawan. Jangankan medali emas, perak dan perunggu pun melayang dari kubu Indonesia.

Diawali dengan tercorengnya muka Indonesia lewat drama ‘main sabun’ yang di duga dilakukan oleh ganda putri kita Greysia Polii/Meiliana Djauhari yang saat itu berhadapan dengan pasangan korea. Di duga ini desebabkan oleh kalahnya atau mungkin mengalahnya pasangan china Yu yang/Wang Xioli dari pasangan korea lainnya. Yu/Wang mengalah karena tidak ingin bertemu temannya sendiri (pasangan China) Tian Qing/Zhao Yunlei yang secara mengejutkan dikalahkan oleh pasangan Denmark Christina Pedersen/Kamilla R  Juhl. Singkat cerita, IOC dan BWF memanggil keempat pasangan tersebut (pasangan Indonesia, China dan dua pasangan Korea) untuk dimintai keterangan mengenai drama kekalahan yang sengaja dibuat untuk memilih-milih lawan. Akhirnya Bwf pun memutuskan untuk mediskualifikasi keempat pasangan tersebut *ohhh Tuhan...kasian banget deh ngeliatnya* shock...jelas, tergambar jelas kekecewaan dari keempat pasangan tersebut. Yu yang sampai menuliskan di akun weibo pribadinya bahwa BWF telah merenggut mimpinya, itu tak bisa termaafkan *poor Yu Yang*. Bergurilah cercaan, hinaan dan berita negatif lainnya. Imbasnya adalah Negara yang mendapat malu *tutup muka pake bantal* *nyemplung jurang*.

Apesnya lagi adalah, di semifinal Indonesia hanya menempatkan satu wakil yaitu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ganda campuran. Dan seperti yang diprediksi media-media besar pada awal tahun mereka gagal maju ke final setelah dikalahkan dengan sukses oleh pasangan China Xu Chen/Ma Jin. Apa yang terjadi kemudian adalah cambukan super sakit bagi Indonesia yaitu dengan gagalnya lagi Tontowi/Liliyana mempersembahkan perunggu setelah tadinya gagal mempersembahkan emas *nangis di pojokan*. Butet (liliyana) bilang tekanan dan ekspektasi yang tinggi membuat mereka merasa sangat terbebani terutama Tontowi yang memang ini adalah olimpiade pertamanya.

Sebetulnya yaa, gw rada bersyukur dengan hasil ini. Kenapa?? (jahat amat lo bersyukur) iya, soalnya kalo misalnya mereka emas nih ya, pasti PBSI bisa ngelak kalo bulutangkis INA ini lagi macet prestasi. Padahal indikasi macet prestasi ini udah kecium dari gagalnya pemain-paimain Indonesia yang main di tingkat series. Dan paceklik prestasi tiga tahun berturut turut di Indonesia Open Super Series atau Indonesia Open Primer Super Series dari tahun 2009-2011. Bahh...kepengurusan di tubuh PBSI pun kalo diliat-liat juga amburadul nggak karuan gitu. Misscoordinasion-nya keliatan banget, regenerasi pemain macet, ditambah harus tetap ngejar prestasi. Udah kalang kabut buat nanganinnya.

So, solusi terbaik untuk semuanya adalah revolusi. Itu jalan terbaik, dukungan pemerintah pun sangat diperlukan sekarang ini. Kalo ibarat keluarga Pemerintah itu oarang tuanya ato kepala keluarganya. Ya, kita ini anak-anaknya. Sekarang gimana sih seorang anak..harus dikasih perhatian kan, dikasih kasih sayang kan..kalo nggak mau ananknya terjerumus ke jalan neraka. Sama halnya dengan olahraga..kita harusnya saling kerja sama, bahu-membahu bukan malah saling tuding meduning gaje gini. Mau maju kan??? Ya hayokk gitu benahi yang salah, tempatkan lagi yang bener-bener. Perbaikan di segala bidang harus dilakukan. Jangan Cuma terpacu sama satu bidang aja. Kita itu negara besar, banyak hal-hal besar yang perlu diperhatikan juga.

Jadi dengan kegagalan di olimpiade ini, gw sih berharap pemerintah dan semua lapisan masyarakat sadar bahwa perlu kerja keras dan persiapan yang mateng untuk jadi SUKSES.